Sebuah rasa akan disebut rasa bila kita meraba dengan kulit. Mengecap dengan lidah. Memahami dengan mata. Meresapi dengan telinga. Dan menghayati dengan organ pembau, hidung. Mereka panca indra. Tapi selalu ada satu yang selalu tak disebut. Ialah hati.
Bagaimana mungkin segumpal hati yang bahkan tak mempunyai reseptor-reseptor seperti kelima panca indera lainnnya itu dapat memahami berbagai rasa. Memahami, bukan mengerti. Karena mengerti tak sama dengan paham. Mirip, namun tak sama. Mengerti adalah keadaan dimana hanya sampai pada tahap otak saja kita merasa. Memahami adalah lebih dari otak. Ia sampai ke hati.
Sekali lagi, mengapa hati? Ada apa dengan hati? Padahal kala kita deg-deg an atau apapun itu. Ialah jantung yang merasakan. Mengapa mereka bilang hati mereka yang sakit? Hati mereka yang berbunga-bunga? Apakah hati itu sebenarnya?
Mengapa dalam hati selalu terucap sebuah nama?
Senin, 31 Maret 2014
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar
thanks for reading. leave your comment, please? don't like, don't read.