Senin, 07 Oktober 2013

Tempenisasi

Saya lagi galau. Ini galau segalau-galaunya. Jadi saya habis pulang dari praktikum. Lalu saya galau gara-gara praktikum. Lalu saya sedih. Lalu saya ke dapur cari makanan. Eh, nemu gorengan. Ternyata setelah saya comot sebiji, kunyah-kunyah, eh, ko rasanya empuk beut, berasa makan deplokan bubur yang dibuntel tepung terigu. Eh ternyata itu namanya tempe gembus. Saya makan lagi ada tempe, namanya tempe koro. Rasanya kayak masih kedelai setengah utuh setengah mateng, teksturnya kasar-kasar. Nek yang paling joss itu yang pertama tempe benguk. Mak nyus kedua adalah tempe mendoan. Yang nggak paling layak makan dan saya heran kenapa sampai hari ini masih dipakai adalah tempe bosok. Bosok is javanese. It means basi rodo mambu in Indonesia. Namun yang saya heran kenapa tempe bosok selalu dimasukkan ke dalam sayuran, misalnya sayur lodeh? Bukankah dengan kebosokan itu malah akan mengkudeta rasa makanan itu sendiri? Lalu gimanaa dong??! Tanyakan pada embah embah in her sixty years old muahaha *virus vickinisasi*

Balik ke tempe lagi ah. Jadi, setelah saya menimbang nimbang, ini dia top ten deretan terdahsyat menurut mbak lala si burung camar yang sedang berjuang ini :

10. Nomer sepuluh, jeng jeeeng!
tempe bosok

09. Nomer sembilan, taraa!
tempe semangit

08. Nomer delapan
tempe koro



07. Tujuh
tempe gembus



06. Ke enam

keripik tempe


05. Yang ke limaa

tempe goreng
04. Empaat
oseng tempe

03. Deretan ketigaa
tempe bacem

02. Runner up!
tempe mendoan

01. Dan the winner issss................
tempe benguk

0 komentar:

Posting Komentar

thanks for reading. leave your comment, please? don't like, don't read.

 
lalaratri's Blogger Template by Ipietoon Blogger Template